Jumat, 01 Januari 2010

Catatan Harian di Penghujung Tahun 2009

Sebuah catatan harian singkat yang secara sengaja aku terbitkan untuk pembaca sindhubayu.blogspot.com. Catatan harian ini merupakan sebuah refleksi dari berbagai macam persoalan, atau masalah, atau entah apalah…, tentunya yang telah aku lalui selama 1 tahun ini. Bisa dikatakan catatan harian ini merupakan sebuah rangkuman dari seluruh catatan harianku ditahun 2009.

Awal tahun 2009 bagiku merupakan sebuah awal yang penuh harapan, dan mimpi. Selayaknya orang – orang lain, aku berharap mimpi – mimpiku akan terwujud di tahun 2009 tersebut. Mimpi tentang sebuah Negara kesejahteraan, yang masyarakatnya hidup dengan sebuah relasi sosial yang bersifat persaudaraan, kesetiakawanan dalam sebuah bingkai indah, yang sering kusebut dengan “bingkai cinta”.

“Siapa aku ini ? berani – beraninya bicara tentang Negara !”.

Berfikir mengenai bangsa ini, berfikir mengenai Negara ini bagiku merupakan sebuah kewajiban, karena aku sadar bahwa aku ini adalah manusia yang mengerti berterima kasih, berterima kasih karena 20 tahun lebih aku diijinkan untuk hidup di Negara ini.

Harapan, mimpi - mimpiku dipaksa harus berkombinasi dengan sebuah kemuakan, dan kejenuhan. Kemuakanku mengenai tingkah laku yang ada disekililingku, kejenuhanku yang berkaitan dengan aktivitasku.

“Muak aku melihat kampus !, kampus yang hanya diisi oleh orang – orang hedonis, kampusku seperti sebuah panggung sinetron, kampusku ini tidak pernah memberiku sebuah ruang/space untuk berkembangnya nalar kritisku, sekarang kampusku telah menjadi budak pasar !!!!”. Sehingga, aku berfikir dan bertanya – tanya dengan diriku sendiri,

“buat apa aku berlama – lama berada di kampus ini, aku ingin keluar dan mencari ruang yang benar – benar memberiku semua fasilitas itu”.

Tapi aku tersadar, meninggalkan berarti menyerah, dan menyerah itu merupakan pilihan yang terburuk. Seharusnya bukan menyerah, tapi melawan, ya.. melawan !!.

Tapi bukan berarti tahun 2009 hadir tanpa suka cita, suka cita itu hadir ditengah – tengah kemuakan, kejenuhan, dan kebosananku. Melalui kawan – kawankulah suka cita itu hadir, mereka menghadirkan sebuah persahabatan yang benar – benar dilandasi dengan nilai – nilai kesetiakawanan, merekalah yang membuat api semangatku selalu berkobar. Mereka memberiku pencerahan, membawa titik terang di penghujung tahun 2009.

“Tidak ada yang bisa terucap dari mulut ini selain rasa terima yang sebesar – sebesarnya kepadamu, rasa hormat, salutku tujukan kepada dirimu sahabatku !!!”.

0 komentar:

Posting Komentar